Chemical Peeling, Bagaimana Risiko Efek Samping Perawatan Kulit Itu?

Chemical peeling tergolong jenis perawatan kulit yang cukup populer.

Mengutip Mayo Clinic, chemical peeling prosedur untuk mengangkat lapisan atas kulit.

Prosesnya mengoleskan cairan di wajah untuk membiarkan pengelupasan ringan.

Nanti akan tumbuh kulit yang halus.

Perawatan ini bermanfaat untuk memperbaiki struktur kulit.

Mengutip Healthline, biasanya chemical peeling dipilih untuk perawatan kulit mengatasi kerutan dan garis halus.

Kondisi lainnya, yaitu bercak jerawat, hiperpigmentasi, bekas luka, warna kulit tak merata.

Perawatan ini bisa dilakukan di bagian wajah, tangan, dan leher.

Merujuk Mayo Clinic, fase penyembuhan normal dari chemical peeling akan muncul kemerahan di bagian kulit yang telah melewati proses itu.

Kemerahan kulit setelah pengelupasan sedang atau dalam.

Jarang pengelupasan menyebabkan jaringan parut biasanya di bagian bawah wajah.

Antibiotik dan obat steroid digunakan untuk menyamarkan tampilan bekas luka ini.

Pengelupasan menyebabkan sementara kulit agak gelap dari biasanya atau hiperpigmentasi.

Kecenderungan lain bisa juga lebih cerah dari biasanya atau hipopigmentasi.

Hiperpigmentasi sering terjadi setelah pengelupasan superfisial.

Sedangkan hipopigmentasi sering terjadi setelah pengelupasan dalam.

Pengelupasan jika tak tepat penanganannya berkemungkinan menyebabkan infeksi bakteri, jamur atau virus.

Pengelupasan yang menggunakan fenol rentan mempengaruhi detak jantung yang tidak teratur.

Pembatasan paparan fenol, maka pengelupasan dilakukan sebagian pada suatu waktu dalam interval 10 menit hingga 20 menit.

Pilih klinik praktik yang berpengalaman profesional dalam bidang perawatan kulit.

Keahlian spesialis bedah atau dokter kulit mempengaruhi hasil chemical peeling.

Sebelum chemical peeling, dokter akan meninjau riwayat medis, termasuk penggunaan kosmetik atau obat-obatan.

Dokter akan memeriksa kulit dan bagian yang akan melewati proses itu untuk menentukan jenis pengelupasan yang manjur menyesuaikan ciri fisik.

Misalnya, warna dan ketebalan kulit.

Penting untuk aktif berkomunikasi dengan dokter mengenai kecenderungan risiko juga jika memerlukan perawatan terkait rentang waktu pemulihan.

YOLANDA AGNE Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *